Problematika Dan Proses Pelatihan Ansambel Angklung



Angklung diadakan atas usulan guru musik
untuk mengembangkan musik tradisi selain
instrumen musik orkestra yang sudah
berjalan. Ansambel angklung pada awalnya
dibentuk setelah Budi Mulia Dua
Yogyakarta melakukan pembelian angklung
tahun 2009 di Saung Angklung udjo.
Kemudian seiring berjalanya waktu angklung
masuk dalam kurikulum yang diajarkan
mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Pelajaran awal yang diberikan untuk
umum dan kelas satu ada beberapa,  antara
adalah pengenalan instrumen, cara
membunyikan angklung dengan benar, posisi
badan yang sesuai. Pengenalan instrumen
meliputi angklung terbuat dari bambu yang
dipotong dan panjang pendek dan diikat
dengan rotan. Kemudian memproduksi suara dengan cara digetarkan tangan kanan
dibawah dan memegang tangkai diatas.
Posisi badan berdiri tegak menghadap
kedepan, lagu yang diberikan pun masih
sangat sederhana dan diulang‐ulang. Selain
itu masing‐  masing harus tahu nada
angklung yang dipegang. Kemudian untuk
materi kelas satu dalam memainkan lagu
diiringi dengan piano atau keybord.
Kelas tiga tingkatan pengenalan
angklung sudah lebih dalam misalnya
lagunya sudah agak panjang seperti lagu
wajib nasional dan memegang angklung
masih satu dan diiringi dengan piano. Pada
kelas empat sudah mulai memainkan
dengan akor dan akor tersebut masih I, IV
dan V. Pada kelas ini masing‐masing siswa
sudah diberikan memegang angklung lebih
dari satu agar suara yang dihasilkan lebih
keras. Kelas lima tingkatan memainkan
angklung berbeda dengan sebelumnya yaitu
memegang angklung yang ada ditiang
gantungan dan tentunya sudah bervariasi
ada yang memainkan melodi serta harmoni.
Pada tingkat permainan lagu dikelas
enam    ketrampilam yang diberikan sudah
banyak variasi dan kreatifitas. Selain ada
yang memainkan melodi dan harmoni juga
bas berjalan melalui arumba. Arumba
adalah keluarga angklung yang cara
memproduksi suaranya dengan di pukul
seperti gambang dalam gamelan. Bas
berjalan mengikuti kemampuan musikal
siswa dan diberikan keleluasaan sampai
maksimal. Materi lagu pun bervariasi baik
style pop, dangdut, jazz, rock. Selain itu
angklung digabung dengan kelompok band
dengan membagi angklung sebagai melodi
dan band sebagai pengiring.

Materi pembelajaran dikelas
merupakan syarat utama sebelum siswa
masuk ansambel angklung dalam orkestra.
Biasanya peminat angklung adalah siswa
paduan suara karena peserta paduan suara
tidak bermain instrumen yang lain seperti biola, piano, dan gitar. Pemilihan pemain
angkung dilakukan ketika akan digabung
dengan orkestra karena problematika
didalamnya akan akan semakin komplek.

Salah satu repertoar yang mengkolaborasikan angklung dan orkestra
adalah Radetzky March. Repertoar ini
mengunakan tangga nada G sesuai dengan
yang tertulis dalam partitur. Notasi yang
digunakan adalah notasi balok. Karena
notasi tersebut memudahkan siswa dalam
memahami lagu secara keseluruhan dan
memudahkan apabila lagu mengalami
modulasi. Jika siswa kurang mampu
memahami not balok pembacaan notasi
dilakukan dengan notasi angka. Namun, hal
tersebut jarang dilakukan karena siswa yang terlibat dalam ansambel angklung telah melalui seleksi yang biasanya paham dalam membaca notasi balok.

Cara mengajarkan lagu di mulai dari
pengenalan frase per frase, kemudian
digabung menjadi kalimat musik. Hal ini
dilakukan berulangkali agar kalimat musik
tersebut dapat dimainkan tanpa membaca
notasi. Kemudian cara menyeimbangkan
angklung adalah dengan cara setiap siswa
memainkan lebih dari dua angklung untuk
mendapatkan suara yang lebih tebal. Proses
latihan angklung hingga tahap pementasan
memakan waktu kurang lebih tiga bulan. Ini disebabkan untuk menyelesaikan
permasalahan seperti pemahaman lagu yang akan dimainkan, kendala angklung yang tidak bisa dibawa pulang sehingga tidak ada proses latihan individu, kaitan melodi yang dimainkan secara kelompok yang membutuhkan kedisiplinan dan ketepatan waktu dalam kedatangan.

Berbeda dengan instrumen orkestra yang membutuhkan latihan individu untuk menambah skil untuk menguasai karya atau tehnik.
Untuk mengkolaborasikan antara
ansambel angklung dan orkestra dibutuhkan latihan seksional. Artinya ansambel angklung biola, piano, dan gitar. Pemilihan pemain
angkung dilakukan ketika akan digabung
dengan orkestra karena problematika
didalamnya akan akan semakin komplek.
Salah satu repertoar yang
mengkolaborasikan angklung dan orkestra
adalah Radetzky March. Repertoar ini
mengunakan tangga nada G sesuai dengan
yang tertulis dalam partitur. Notasi yang
digunakan adalah notasi balok. Karena
notasi tersebut memudahkan siswa dalam
memahami lagu secara keseluruhan dan
memudahkan apabila lagu mengalami
modulasi. Jika siswa kurang mampu
memahami not balok pembacaan notasi
dilakukan dengan notasi angka. Namun, hal
tersebut jarang dilakukan karena siswa yang
terlibat dalam ansambel angklung telah
melalui seleksi yang biasanya paham dalam
membaca notasi balok.
Cara mengajarkan lagu di mulai dari
pengenalan frase per frase, kemudian
digabung menjadi kalimat musik. Hal ini
dilakukan berulangkali agar kalimat musik
tersebut dapat dimainkan tanpa membaca
notasi. Kemudian cara menyeimbangkan
angklung adalah dengan cara setiap siswa
memainkan lebih dari dua angklung untuk
mendapatkan suara yang lebih tebal. Proses
latihan angklung hingga tahap pementasan
memakan waktu kurang lebih tiga bulan. Ini
disebabkan untuk menyelesaikan
permasalahan seperti pemahaman lagu yang
akan dimainkan, kendala angklung yang
tidak bisa dibawa pulang sehingga tidak ada
proses latihan individu, kaitan melodi yang
dimainkan secara kelompok yang
membutuhkan kedisiplinan dan ketepatan
waktu dalam kedatangan.
Berbeda dengan instrumen orkestra yang membutuhkan latihan individu untuk menambah skil untuk menguasai karya atau tehnik.
Untuk mengkolaborasikan antara
ansambel angklung dan orkestra dibutuhkan
latihan seksional. Artinya ansambel angklung

0 Comments