Perkembangan Seni Musik


MUSIK
Musik adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi-bunyian untuk medianya. Musik ini di pengaruhi oleh unsur-unsur  pendukungya seperti lokasi,budaya dan juga masyarakat pendukung. Kosasih (1982:1) berpendapat bahwa: Musik merupakan tempat dimana manusia dapat mencurahkan perasaan hati, tempat melukiskan getaran jiwa khayal yang timbul dalam pikiran yang mana tak dapat di cetuskan dengan perantaraan kata-kata, perbuatan atau dengan perantaraaan salah satu bidang seni lain. Selain itu musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.



SEJARAH PERKEMBANGAN MUSIK INDONESIA
Prasejarah Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu ternyata perkembangan musik Indonesia sudah ada, sehingga musik itu dikatakan telah melampaui batas bahasa, kebudayaan bahkan agama. Bagi orang barat, India sering disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut India dengan Indie (Nedherland-Oost) yang maksudnya Indonesia. Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu penjajahan Belanda masih bercokol di bumi Indonesia. Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan bermutu tinggi dan dapat disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang berkembang.



A.    Jaman Prasejarah (sebelum abad 1 Masehi)

Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan kata lain diselidiki oleh para arkeolog , sejarawan atau yang lain. Padahal justru waktu antara tahun kira-kira 2500 Sebelum Masehi dan abad ke-1 Masehi menemukan perkembangan kebudayaan termasuk musik sampai saat ini. Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku Geschichte der Musik 1 dari Munchen, Germany), pada jaman Mesolitikum kira-kira tahun 5000 Sebelum Masehi di Asia Tenggara terdapat 3 ras besar: orang Australide (penduduk asli), orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan orang Negrito (mungkin dari India). Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar :
1. Imigrasi Pra-Melayu.

Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi kiranya terjadi suatu perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara. Dalam perjalanannya mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus dan Mongolia. Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan lading. Terutama di Annam (Cina Selatan) mereka memperkenalkan semacam lagu pantun dimana putra dan putri bernyanyi dengan cara sahut menyahut.
Mereka memakai sebuah alat tiup bernama Khen terdiri dari 6 batang bambu yang ditiup bersama dalam kelompok d atau 3 nada. Alat ini dikenal pula di CinaSheng dan di Kalimantan dengan nama Kledi. nama Alat ini hanya merupakan salah satu alat dari sejumlah besar alat musik bambu yang sampai sekarang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang bambu dengan ukuran yang berbeda-beda di tanam di tanah. Tiupan angin menimbulkan bunyi bagaikan Kledi raksasa yang cukup indah (terdapat di Bali sampai sekarang). Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain sebagainya. Telah mengalami suatu proses perkembangan pada waktu kemudian. Seperti xylofonAsia Tenggara dalam bentuk berbeda-beda: sebagai’tatung’ di Annam, ‘rangnat’ di Kamboja, ‘ranat’ di Thailand, ‘pattalar’ di Birma, ‘gambang’ di Jawa, ‘kolintang’ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah diekspor dari Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi. yang tersebar diseluruh
2.         Imigrasi Proto-Melayu

Menurut para ahli sejarah pad jaman perunggu terjadi lagi suatu gelombang imigrasi ke Indonesia di sekitar abad 4 Sebelum Masehi berpangkal dari suatu daerah Cina Selatan Annam. Menurut R. von Heine-Geldern perpindahan suku-suku dari daerah tersebut lewat Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia ke Indonesia dan berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia. Hal ini dibuktikan pula oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang menemukan bahwa para penduduk Indonesia, Melanesia dan Polynesia berdasarkan satu bahasa yang sama (yang memang kemudian berkembang sendiri-sendiri). Teori ini pada jaman sekarang didukung oleh hampir semua ahli sejarah. bernama
Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga kebudayaan musik.
Diperkirakan bahwa gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan, karena di dekat Annam, pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat dari perunggu, sehingga terbukti bahwa dari sinilah kebudayaan perunggu tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia Tenggara. Maka kebudayaan ini juga disebut “kebudayaan Dong-son”. Kebudayaan ini berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi dan mencapai puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi. Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan Dong-son? Kita tidak tahu apa-apa tentang musik mereka. Diperkirakan bahwa gong mereka berukuran besar, maka musiknya berat. Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis StevensPelog mula-mula tersebar di seluruh Asia Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak dapat diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang unik ini. tangga nada
Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina Selatan ke IndonesiaJawa. Rupa-rupanya mula-mula dipakai untuk upacara mendatangkan hujan secara magig (mistik). ternyata ditemukan dalam penggalian di
pengaruhi dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti bahwa di Indonesia waktu itu tidak terdapat kebudayaan sendiri, tetapi terjadilah suatu perkembangan : benda-benda dari perunggu dan besi yang masuk “kasalisator”: meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak ada perunggu (timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa waktu abad-abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam, terutama perunggu.


Fungsi Musik Nusantara
Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana atau media upacara ritual, media hiburan, media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi.
Sarana upacara budaya (ritual)
Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat.
Sarana Hiburan
Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong- bondongmendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.
Sarana Ekspresi Diri
Bagi para seniman (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.
Sarana Komunikasi
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki  pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.
Pengiring Tarian
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi olehmusik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.

Sarana Ekonomi
Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak hanya sekadar berfungsi sebagai media ekspresi  dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber  penghasilan. Mereka merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia.

RAGAM MUSIK INDONESIA
Indonesia memiliki ragam musik yang kaya dan beragam. Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisional, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.Berikut penjelasan tentang ragam musik yang berkembang di Indonesia.

Musik daerah (musik tradisional)
Musik daerah atau musik tradisional adalah musik-musik yang lahir dan berkembang dari daerah-daerah yang berada di seluruh negara Indonesia. Musik ini memiliki ciri khas, ciri khas dari musik tradisional ini terletak pada isi lagu dan instrument (alat musik) yang di gunakan untuk mengiringi lagu tersebut. Selain itu musik tradisional memiliki karakteristik masing-masing, yaitu syair dan melodi lagu menggunakan bahasa , gaya berbicara,dan alat musik daerah setempat. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan jumlah pulau. Dari sekian banyak pulau beserta masyarakatnya tersebut lahir,tumbuh dan berkembang seni musik tradisional yang menggambarkan identitas (jati diri),media ekspresi, dan kebudayaan dari masyarakat pendukung daerah setempat.
Hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki seni musik daerah atau tradisional yang khas. Ke -khasan dan keunikan tersebut dapat kita lihat dari teknik permainannya,penyajian musiknya maupun bentuk dari instrument musiknya. Hampir seluruh seni tradisional di Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat di kenali karakter khas dari orang atau masyarakat Indonesia, yaitu bangsa yang ramah dan sopan. Tapi pada masa sekarang semangat kedaerahan mulai meluntur, tradisi,nilai-nilai budaya dan kebersamaan sudah mulai terkikis dan seni daerah dan tradisional pun sudah mulai menghilang. Begitu banyaknya seni tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat musik atau instrumen perkusi, petik dan juga gesek.

Instrumen musik perkusi
Perkusi adalah nama atau sebutan bagi semua instrument (alat musik) yang cara atau teknik permainannya dengan cara di pukul. Memukul instrument perkusi ini dapat menggunakan tangan atau stik (batang atau alat pemukul). Dalam hal ini banyak sekali alat musik yang tergolong dalam instrument perkusi, alat musik tersebut diantaranya adalah: gamelan, arumba, kendang, kolintang, tifa, talempong, rebana, bedug, jimbe dan masih banyak lagi yang lainnya.
Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam. Logam tersebut di bentuk sehingga menghasilkan bunyi-bunyian yang indah. Gamelan berasal dari daerah Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Jawa Timur juga dari Jawa Barat. Di Jawa Barat, gamelan biasa disebut dengan degung dan di daerah Bali disebut gamelan Bali. Satu perangkat lengkap gamelan terdiri dari instrument saron, demung, goong, kenong, slenthem, boning dan beberapa instrument pelengkap lainnya. Gamelan ini memiliki jenis nada pentatonis.
Talempong adalah seni musik tradisi khas dari Minangkabau (Sumatera Barat). Talempong adalah alat musik yang memiliki nada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, ti, do)
Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang berasal dari daerah Minahasa (Sulawesi utara). Kolintang mempunyai tangga nada diatonic yang semua instrumennya terdiri dari bas, melodis, dan ritmis. Bahan dasar untuk membuat alat musi kolintang adalah kayu. Cara untuk memainkan alat musik kolintang ini adalah dengan cara dipukul menggunakan stik (alat pemukul).
Arumba adalah singkatan dari alunan rumput bamboo. Arumba ini berasal dari daerah Jawa Barat. Alat musik arumba ini adalah alat musik yang terbuat dari bahan dasar bamboo yang dimainkan dengan melodis dan ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonic, namun dalam perkembangannya kini arumba menggunakan tangga nada diatonic. Instrumen ini harus dimainkan secara ramai dan bersama agar dapat menghasilkan suara yang indah.
Kendang adalah Jenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan dan rangkanya dari kayu. Kendang atau gendang dapat sangat banyak di jumpai di seluruh wilayah Indonesia. Di Jawa barat kendang memiliki peranan penting dalam mengiringi tarian jaipong khas jawa barat. Di Jawa Tengah, Bali, DI Yogyakarta, dan jawa Timur, kendang selalu digunakan dalam mengiringi permainan gamelan baik untuk mengiringi tarian,pementasan wayang ataupun ketoprak.
Tifa adalah alat musik perkusi yang jenisnya sama dengan kendang. Alat musik ini dapat dijumpai di daerah Papua, Maluku, dan daerah Nias.
Rebana adalah jenis gendang yang ukurannya bervariasi dari yang kecil hingga yang besar. Rebana adalah alat musik yang biasa digunakan dalam kesenian yang berbau Islam. Alat musik Rebana dapat di jumpai di sebagian daerah di wilayah Indonesia.

Instrumen Musik Petik 
Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa tenggara timur (Timor).  Kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai atau senar sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang mempunyai bentuk setengah bulatan.
Sampek (sampe atau sapek) adalah alat musik petik yang bentuknya menyerupai gitar. Alat musik ini berasal dari daerah Kalimantan. Alat musik Sampek ini terbuat dari bahan dasar kayu yang di penuhi dengan ornament atau ukiran yang indah di sekelilingnya. Alat musi yang jenis dan bentuknya hampir sama dengan sampek ini adalah Hapetan dari daerah tapanuli dan jungga dari daerah Sulawesi Selatan

Instrumen Musik Gesek
Instrumen musik gesek adalah alat musik yang cara memainkannya di gesek. Instrument musik tradisional yang menggunakan teknik permainan di gesek diantaranya adalah Rebab. Rebab berasal dari daerah jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jakarta (dalam kesenian betawi). Alat musik Rebab terbuat dari bahan dasar kayu dan resonatornya ditutupi dengan kulit tipis. Alat musik ini memiliki dua buah senar atau dawai dan memiliki tangga nada jenis pentatonic. Alat musik daerah lainnya yang memiliki bentuk menyerupai rebab adalah Ohyan, yang resinatornya terbuat dari tempurung batok kelapa. Rebab jenis ini banyak di jumpai di daerah Bali, jawa, dan Kalimantan Selatan.

Instrumen Musik Tiup
Suling adalah alat musik yang cara memainkannya ditiup. Suling adalah instrument musik tiup yang terbuat dari bahan bamboo. Hampir di semua daerah di Indonesia memiliki alat musik jenis ini.
Saluang adalah alat musik tiup yang berasal dari daerah Sumatera barat, selain itu alat musik tiup serunai juga dapat ditemui di daerah Sumatera Utara dan Kalimantan. Alat musik tiup lainnya adalah Suling Lembang yang berasal dari daerah toraja. Suling ini memiliki panjang sekitar 40-100 cm dengan garis tengah atau diameter 2 cm.
Tarompet, serompet atau selompret adalah jenis instrumen musik tiup yang memiliki 4 sampai 6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik  tradisional yang menggunakan jenis alat musik seperti ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa barat,  jawa timur, Madura dan papua.

Musik Keroncong

Secara umum, musik keroncong memiliki harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas. Umumnya lagu- lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang di selingi dengan permainan alat musik.

 

Musik Dangdut

Musik dangdut ini tercipta dari perpaduan antara musik asal india dengan musik Melayu. Musik dangdut ini berkembang dan menampilkan ciri dan kekhasannya yang berbeda dari musik akarnya. Ciri khas dari musik jenis ini terletak pada hentak pukulan alat musik tabla (sejenis alat perkusi yang menghasilkan bunyi Ndut). Irama dari musik dangdut ini ringan, sehingga mendorong para penyanyi dan pendengarnya untuk bergoyang menggerakan anggota badannya. Sebagian orang memang menganggap musik dangdut sebagai musik rendahan tetapi nyatanya sampai sekarang musik dangdut masih tetap bertahan.Lagu dan liriknya pun mudah dicerna sehingga cukup mudah diterima di berbagai kalangan masyarakat.

Musik Perjuangan
Musik ini terlahir karena kondisi masyarakat Indonesia yang sangat sulit pada masa dijajah oleh bangsa asing. Dengan menggunakan musik perjuangan, para pejuang membakar semangat persatuan dan perjuangan untuk melawan para penjajah. Syair-syair yang digunakan dalam lagu perjuangan berisi ajakan untuk berjuang dan ajakan untuk rela berkorban demi merdekanya tanah air Indinesia. Irama dan nada dari lagu jenis ini dibuat dengan tempo cepat dan bersemangat serta dibagian akhir lagu diakhiri dengan semarak.
Pada masa pemerintah Jepang, para seniman memperoleh sedikit kebebasan untuk mengungkapkan gagasan dan rasa patriotismenya. Pada masa inilah lagu kebangsaan Indonesia Raya mulai dapat dinyanyikan secara utuh sebagaimana yang kita kenal sekarang ini. Selain itu ada pula lagu-lagu yang ditulis untuk menggambarkan keindahan tanah air Indonesia serta kecintaan terhadap bangsa, Negara, dan tanah air Indonesia. Sebagai contoh beberapa lagu yang diciptakan oleh Ismail Marzuki, diantaranya “Rayuan Pulau Kelapa”, “Indonesia Pusaka”, dan lain sebagainya.

Musik Populer (pop)
Musik pop merupakan musik masa kini (musik modern). Musik pop ini memiliki ciri khas musik yang bebas. Di samping itu ciri dari musik pop adalah penggunaan ritme yang bebas dan luas serta mengutamakan permainan drum, gitar, dan bas. Komposisi melodi dari musik pop mudah dicerna. Biasanya para muisi pop ini sering menambahkan variasi gaya sendiri, yang beraneka ragam demi menambah daya tarik dan penghayatan dari pendengar atau penonton. Musik pop saat ini diminati oleh berbagai kalangan. Saat ini semakin banyak band-band baru yang bermunculan. Mereka mengusung jenis lagu pop masing-masing. Band - band ini menambah semarak perkembangan musik pop di Indonesia. Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
Dengan semakin berkembangnya musik di tanah air ini, besar harapan semoga para pekerja musik di tanah air ini tetap mempertahankan budaya yang ada. Sehingga musik – musik daerah tetap bisa bertahan.




0 Comments