1.Tidak banyak diminati oleh kaum muda

Hampir semua elemen kaum muda dunia menyukai bentuk seni modern yang tidak kuno serta membosankan seperti tarian traditional, musik traditional, seni pertunjukan traditional pada umumnya. Seni traditional terkesan lebih memiliki bentuk yang kalem dan lambat dibandingkan dengan seni seni modern yang lebih powerfull dan energik.



2. Pelestari karyanya lebih sedikit

Dibandingkan dengan seni modern, peseni angklung dari tahun ke tahun jumlahnya semakin menurun sehingga ada ancaman bahwa pelestari karyanya akan terus berkurang. Kondisi tersebut menyebabkan munculnya resiko hilang dan punahnya beberapa seni angklung tersebut.




3. Ketersediaan bahan langka

Ketersediaan bahan untuk membuat angklung juga menjadi masalah. Untuk mendapatkan bahan baku angklung berkualitas baik sangat sulit didapat.




4. Angklung minim pelatih

Karena angklung semakin jarang diminati oleh kaum milenial seperti sekarang ini, dan para pegiat angklung kebanyakan sudah tidak banyak lagi, ini menjadikan angklung kurangnya pelatih.