Angklung sebagai sarana pembentukan karakter



Tahu kah anda?Angklung adalah salah satu alatmusik dari daerah paundan jawa barat. angklung merupakan alat musik yang telah di tetapkan oleh UNESCO pada 18 november 2010 sebagai warisan budaya dunia, musik ensampel yang terbuat dari bambu ini ternyata memiliki manfaat yang lebih dari sekedar alat musik. yaitu memiliki manfaat pada penanaman sikap dan karakter anak. Hal ini karena sebuah angklung di buat dengan nada yang berbeda-beda, apabila dimainkan sendiri bunyi angklung tidak terdengar merdu, tetapi jika dimainkan bersama-sama, maka angklung dari nada yang berbeda-beda dapat membentuk harmonisasi yang indah. Dari hal tersebut dapat di ambil kesimpulan tentang adanya kerja tim yang solid, kebersamaan, toleransi, kejujuran, dan tanggung jawab, bisa di ambil kesimpulan seperti ini karena dalam memainkan angklung diperlukan konsentrasi yang tinggi, menggunakan olah rasa dalam memainkan bagiannya dan dituntut disiplin dalam mengikuti arahan konduktor dan mempelajari dengan konsentrasi penuh. Selain itu pemanfaatan angklung sebagai pembentukan karakter dapat membentuk individu-individu yang lebih percaya diri, menguatkan kerja tim, juga menyelaraskan hak dan kewajiban untuk menjadikan nada yang indah. Tidak sebatas dalam memainkan musiknya saja hal ini bisa di jadikan awal dalam pembentukan karakter anak sejak di bangku sekolah dasar, sayang hal ini belum menjadi perhatian pemerintah, hanya sebagian saja yang berusaha mewujudkan namun gayung tidak bersambut, hingga saat ini belum menjadi perhatian yang serius, padahal pada tahun 1968, sudah keluar Surat Keputusan dari menteri pendidikan yang memutuskan:




  1. Menetapkan angklung sebagai alat pendidikan musik di lingkungan Depdikbud.
  2. Menugaskan Dirjen Kebudayaan untuk mengusahakan agar supaya angklung dapat diterapkan sebagai alat pendidikan musik tidak hanya dalam lingkungan Depdikbud.
  3. Keputusan mulai berlaku pada hari ditetapkan (23 Agustus 1968)
Dengan demikian, jelas bahwa niat pemerintah sudah ada. Bagaimana kondisinya saat ini ? ironis sekali kalau di korea saja angklung sudah di masukkan dalam kurikulum dan negara Malaysia sudah memasukkan angklung kependidikan TK, dan dapat secara bertahap memasukkan ketingkat selanjutnya. Tetapi indonesia sebagai pemilik dan pewaris kebudayaaan angklung masih begini-begini aja, kalau anak-anak manca negara bisa mahir dan jago memainkan angklung mungkin baru hal ini akan menjadi perhatian yang sangat serius. disisi lain pemanfaatan angklung dalam pembelajaran juga untuk melestarikan budaya bangsa agar di dalam diri anak tertanam kecintaan terhadap warisan budaya indonesia.

0 Comments